Minggu, 06 Januari 2019

INOVASI SISTEM MONITORING KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN GPRS SHIELD UNTUK MENGURANGI ANGKA KECELAKAAN

BAB II               . TINJAUAN PUSTAKA


2.1.Review penelitian Sebelumnya

Sistem keamanan kendaraan saat ini telah bnyak dikembangkan dengan berbagai variasi maupun metoode penyelesaian masalah. Pada tahunn 2016 telah dikembangkan sistem keamanan kedaraan berbasis mikrokontroler yang digunakan untuk mencegah pencurian kendaraan (Kholilah I., 2016); (Wibisono, 2015); (Sasmoko, 2015)
Sedangkan metode yang lain dengan melakukan implementasi teknologi sistem pengendali keamanan kendaraan dengan sistem penguncian (Adimas, 2014). Sistem teknologi ini ada yang menggunakan sistem bluetooth, Wi-Fi dan lain-lain, sedangkan sistem keamanan dengan pembatasan kecepatan mulai dikembangkan. Sistem ini untuk mengurangi angka kecelakaan yang terjadi dijalan raya. Bahkan pemerintah telah menerbitkan perundang-undangan tentang batas maksimal kecepatan kendaraan. Adapun klaster kecepatan kendaraan terlihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.1. Kelas jalan kendaraan dan kecepatan yang diizinkan
 Sumber: PP no. 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu lintas

2.2.Sistem Keamanan Kendaraan

            Sistem keamanan kendaraan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengamankan kendaraan dari berbagai tindakan kejahatan maupun hal-hal yang tidak diinginkan. Selama ini hanya sebatas keamanan dari tindak kejahatan. Sistem keamanan dapat dikembangkan menjadi keamanan kecepatan kendaraan, keamanan dari terjadinya kecelakaan, dan lain sebagainya. Pada penelitian ini akan dikembangkan sistem kontrol kecepatan kendaraan untuk mengurangi angka kecelakaan. Sistem ini dapat dipasang pada semua jenis kendaraan bermotor.

2.3. Controller 

Controller sebagai barisan kode yang bertugas memproses permintaan yang datang dari user melewati browser dan URL tertentu, dimana Controller mengambil data dan informasi melalui Model atau resource lainnya (Ramadhan, 2016). Controller bekerja seperti halnya otak yang memproses permintaan dan memberikan perintah. Pada sistem keamanan kecepatan kendaraan ini, controller bertugas memproses perintah dari Vehicle Speed Sensor untuk diteruskan ke GPRS Shield. Apabila kecepatan kendaraan melebihi batas yang telah ditentukan, Vehicle Speed Sensor memberikan sinyal ke Controller dan diteruskan ke GPRS Shield.

2.4. Sensor 

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer (wikipedia, 2018). Sensor yang digunakan pada kendaraan ada banyak jenisnya diantaranya TPS, VSS, CKP, CMP dan lain-lain.
VSS (Vehicle Speed Sensor) bagian yang berfungsi untuk mendeteksi kecepatan kendaraan yang terletak pada gear box. Sensor ini akan mengukur tinggi rendahnya kecepatan kendaraan.




DAFTAR PUSTAKA

Adimas, E. A. (2014). Implementasi Advanced Encryption Standard (Aes) Pada Sistem Kunci Elektronik Kendaraan Berbasis Sistem Operasi Android Dan Mikrokontroler Arduino. Seminar Nasional Informatika 2014 (Semnasif 2014) (Hal. 92-98). Yogyakarta: UPN ”Veteran” Yogyakarta, 12 Agustus 2014 .
Arif Wibisono, A. S. (2015). Analisis Dan Desain Sistem Informasi Monitoring Kendaraan Di Lingkungan Perumahan. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia.
Kholilah I., A. T. (2016). Aplikasi Arduino-Android Untuk Sistem Keamsanan Sepeda Motor. JTERA - Jurnal Teknologi Rekayasa, 53-58.
Ramadhan, M. Y. (2016, July 28). Belajar Codeigniter 3 : Controller Dan View. Diambil Kembali Dari Belajar Codeigniter 3 : Controller Dan View: Https://Www.Codepolitan.Com/Belajar-Codeigniter-3-Controller-Dan-View
Rusyanto, E. (2015, June 24). Laporkan, Bila Truk Ini Berkecepatan Lebih 70 Kpj. Diambil Kembali Dari Laporkan, Bila Truk Ini Berkecepatan Lebih 70 Kpj: Https://Edorusyanto.Wordpress.Com/2015/06/24/Laporkan-Bila-Truk-Ini-Berkecepatan-Lebih-70-Kpj/
Sasmoko, H. D. (2015). Sistem Keamanan Kendaraan Suzuki Smash Menggunakan Atmega 8 Dengan Sensor Bluetooth Hc-6 Berbasis Android. Jurnal Elektronika Dan Komputer, 7-18.
Wibisono, A. S. (2015). Analisis Dan Desain Sistem Informasi Monitoring Kendaraan Di Lingkungan Perumahan. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, (Hal. 157-162). Surabaya.
Wikipedia. (2017, September 11). Manajemen Lalu Lintas/Pembatasan Kecepatan. Diambil Kembali Dari Manajemen Lalu Lintas/Pembatasan Kecepatan: Https://Id.Wikibooks.Org/Wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Pembatasan_Kecepatan
Wikipedia. (2018, November 18). Sensor. Diambil Kembali Dari Sensor: Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Sensor


INOVASI SISTEM MONITORING KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN GPRS SHIELD UNTUK MENGURANGI ANGKA KECELAKAAN

INOVASI SISTEM MONITORING KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN GPRS SHIELD UNTUK MENGURANGI ANGKA KECELAKAAN

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Program Studi Mesin Otomotif (D3) Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Magelang



PRASASTI BAYU AJI PRAMONO                (17.0503.0001)
RIYAN TRI ADITYA PAMUNGKAS            (17.0503.0003)
PRIMA NOFAN RYASTAMA                         (17.0503.0005)
MUHAMMAD LATIFUR ROCHMAN          (17.0503.0006)
DAMAR SETYO PRAKASA                           (17.0503.0022)



PROGRAM STUDI D3 MESIN OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
                              UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG           
JANUARI 2019





DAFTAR ISI

INOVASI SISTEM MONITORING KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN GPRS SHIELD UNTUK MENGURANGI ANGKA KECELAKAAN.. 1
BAB I    PENDAHULUAN.. 2
1.1      Latar Belakang. 2
1.2. Rumusan Masalah. 3
1.3. Tujuan. 3
1.4. Manfaat 3
BAB II   . TINJAUAN PUSTAKA.. 4
2.1.     Review penelitian Sebelumnya. 4
2.2.     Sistem Keamanan Kendaraan. 4
2.3.     Controller. 4
2.4.     Sensor. 5
DAFTAR PUSTAKA.. 6



BAB I               PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki jumlah penduduk mencapai 265 juta jiwa pada tahun 2018 (KataData, 2018). Indonesia sebagai negara yang jumlah penduduknya banyak sangat membutuhkan alat transportasi untuk mendukung kebutuhannya. Saat ini pertumbuhan kendaraan di Indonesia berkembang pesat. Jumlah yang besar ini tentunnya berpengaruh pada kebutuhan bahan bakar. Selama ini proses pengiriman bahan bakar sebagian besar menggunakan kendaraan truk tangki. Kendaraan tangki termasuk kendaraan yang berbahaya dan harus berada di bawah pengawasan Pertamina langsung. Saat ini untuk  mengurangi angka kecelakaan kendaraan tangki pengangkut yaitu dengan memasang stiker pembatasan kecepatan dan nomor konfirmasi komplain. Teknologi yang ada saat masih bersifat manual, saat kendaraan berjalan melebihi kecepatan yang ditetapkan hanya berupa pemasangan stiker untuk melakukan konfirmasi kepada pemilik kendaraan. Ketika kendaraan berjalan pada kondisi kecepatan tinggi/berbahaya serta tidak ada orang yang mengkonfirmasi/SMS kepada pemilik pengendara maka kecelakaan rawan terjadi. 
Proses konfirmasi secara manual juga dirasa kurang efektif karena sangat berbahaya jika pengendara lain menggunakan telepon genggam untuk mengkonfirmasi pihak Pertamina tentang truk pengangkut bahan bakar yang melaju melebihi kecepatan yang telah ditentukan.

Gambar 1.1. Batas kecepatan yang diijinkan pada truk tangki Pertamina (Rusyanto, 2015)

Dalam menyelesaiakan permasalahan tersebut Makalah ini bertujuan untuk mengembangkan sistem kontrol otomatisasi yang akan memberikan informasi kepada pihak manajemen atau pemilik kendaraan dan memberikan efek jera kepada pengemudi truk tangki pengangkut jika kendaraan berjalan di kondisi berbahaya karena melebihi kecepatan yang ditetapkan. Dalam perancangan sistem kontrol yang akan dibuat diaplikasikan pada mobil penumpang.

1.2. Rumusan Masalah
  1. .      Berapa kecepatan truk pengangkut bahan bakar di jalan?
  2.      Apakah penyebab kecepatan truk pengangkut bahan bakar di batasi maksimal 70km/jam?
  3.     Bagaimana cara merancang sistem monitoring pada truk pengangkut bahan bakar?

1.3. Tujuan
1.      Membatasi kecepatan maksimal kendaraan pengangkut bahan bakar
2.      Mengatur kecepatan maksimal truk pengangkutbahan bakar karena termasuk kendaraan berbahaya
3.      Membuat sistem monitoring dengan menggunakan GPRS Shield
1.4. Manfaat
1.      Terwujudnya teknologi sistem keamanan yang lebih praktis.
2.      Teknologi ini juga dimanfaatkan pada mobil pribadi aau kendaraan dibawah pengawasan khusus
3.      Makalah sebagai bahan bacaaan dan belajar bagi pembaca
Topik : Sistem Monitoring Kecepatan Kendaraan
Tema : Sistem monitoring kecepatan kendaraan untuk mengurangi kecelakaan
Judul : INOVASI SISTEM MONITORING KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN GPRS SHIELD UNTUK MENGURANGI ANGKA KECELAKAAN

3 Jurnal Tentang Sistem Keamanan Kendaraan

1. ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI MONITORING KENDARAAN DI LINGKUNGAN PERUMAHAN
Jurnal : Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia
Tanggal : 2-3 November 2015
Penulis : Arif Wibisono1), Amna Shifia Nisafani2)*, Silmie Vidiya Fani3)
Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember


2. Aplikasi Arduino-Android untuk Sistem Keamanan Sepeda Motor
Jurnal : JTERA - Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 1, No. 1
Tanggal : Desember 2016
Penulis : Ika Kholilah1, Adnan Rafi Al Tahtawi2 
Program Studi Teknik Komputer, Politeknik Sukabumi

3. SISTEM KEAMANAN KENDARAAN SUZUKI SMASH MENGGUNAKAN ATMEGA 8 DENGAN SENSOR BLUETOOTH HC-6 BERBASIS ANDROID
Jurnal : Jurnal Elektronika dan Komputer
Tanggal : April 2015
Penulis : LINGGA HARTADI, DANI SASMOKO 
Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer 
Semarang, Indonesia

Jumat, 26 Oktober 2018

Translate Journal Otomotif

SIMULASI KEKUATAN KERUGIAN GESEK PADA BEARING JURNAL OTOMOTIF
H. Allmaiera, D.E. Sandera, F.M. Reich,a,

Abstrak

Bantalan jurnal digunakan dalam sejumlah besar posisi penting dalam mesin pembakaran internal otomotif (ICE) dan memberikan kontribusi besar terhadap total kerugian daya gesekan di mesin ini. Karena upaya di seluruh dunia untuk mengurangi emisi CO2, produsen otomotif menyelidiki potensi pengurangan gesekan yang tersisa juga di bantalan jurnal, yang mengarah ke kondisi operasi yang parah karena pelumas viskositas yang lebih rendah. Pada saat yang sama ICEs modern memanfaatkan tekanan pembakaran yang lebih tinggi untuk meningkatkan efisiensi termodinamik, yang memberikan tekanan lebih lanjut pada bantalan jurnal. Alasan ini memotivasi selain simulasi yang akurat dan dapat diandalkan dari kondisi operasi dan kerugian daya gesekan dalam bantalan jurnal. Dalam pekerjaan ini, pelumasan bantalan jurnal diselidiki secara rinci mulai dari simulasi thermo-elastohydrodynamic (TEHD) ekstensif, yang menghasilkan penting wawasan ke dalam perilaku termodinamika bantalan jurnal. Dari hasil ini model simulasi isotermal elastohydrodynamic (EHD) yang kuat menggunakan pendekatan sederhana untuk menghitung suhu setara yang diturunkan. Kemampuan metode simulasi yang disajikan dibandingkan dengan pengukuran eksperimental ekstensif yang dilakukan pada rig uji bantalan jurnal, yang menunjukkan kesepakatan yang sangat baik.

1. Sumber gesekan di mesin otomotif

Sebelum langkah-langkah yang efisien untuk mengurangi gesekan dalam mesin dapat terjadi, sumber gesekan utama perlu diketahui. Di Pusat Kompetensi Kendaraan Virtual, kami menggunakan alat uji gesekan kami seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 1 (a) untuk menyelidiki sumber-sumber gesekan untuk mesin bensin empat silinder yang khas; hasil teladan untuk mesin ini ditunjukkan pada Gambar. 1 (b). Grafik ini menegaskan sumber utama gesekan yang umum dianggap: kontak piston-liner adalah penyebab sekitar 60% dari total kerugian mekanik, sedangkan bantalan jurnal di kereta engkol (bantalan utama dan besar) berkontribusi bersama sekitar 25%. Akhirnya, kereta katup merupakan sumber utama ketiga gesekan dan biasanya menyebabkan kerugian yang kira-kira sama dengan sekitar separuh kerugian daya dalam bantalan jurnal, atau, lebih tepatnya, 15% dari total kerugian daya ditunjukkan pada Gambar. 1 (b) ). Hasil ini berbeda secara signifikan dari hasil untuk mesin penelitian silinder tunggal khusus [6], yang menunjukkan pentingnya mengukur mesin yang sebenarnya untuk diselidiki.

2. Kondisi operasi tribological dalam bantalan jurnal

2.1. Pelumasnya
       Pelumas modern seperti yang digunakan dalam ICE menunjukkan perilaku reologi yang kompleks, di mana viskositas dinamis pelumas sangat bergantung pada suhu, tekanan, dan laju geser pada kontak [7]. Untuk dapat mensimulasikan secara akurat kondisi kerja tribological dalam bantalan jurnal, properti pelumas ini perlu diperhitungkan [4-5]. Data pelumas yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang disajikan di sini diterbitkan dalam [2-3]. Dalam pekerjaan ini kami fokus pada pelumas monograde yang sekarang menunjukkan ketergantungan laju geser yang kuat dari pelumas multi grade. Oleh karena itu, hanya ketergantungan suhu dan tekanan pelumas yang perlu diperhitungkan [2-3].
2.2. Campuran pelumasan
       Untuk dapat menggambarkan pelumasan campuran, model kontak diperlukan yang menggambarkan kontak logam logam yang terjadi. Dalam hal berikut, pendekatan Greenwood dan Tripp digunakan bersama dengan data kekasaran yang diperoleh dari pengukuran kekasaran profilometer bantalan jurnal yang diuji (lihat [3] untuk pembahasan terperinci).
Oli mesin modern termasuk aditif modifikasi gesekan seperti zinc dialkyl dithiophosphate (ZDTP) atau senyawa berbasis Molybdenum untuk menurunkan gesekan dan keausan jika terjadi kontak logam-logam [8]. Untuk model kontak Greenwood dan Tripp [9] kami bekerja, oleh karena itu, dalam berikut koefisien gesekan batas ȝBound = 0,02.
2.3. Simulasi film-minyak dan validasi eksperimental
       Persamaan Reynolds adalah persamaan diferensial pusat untuk menggambarkan pelumas dan menghitung properti film pelumas yang memisahkan badan elastis. Dalam bentuk dasarnya, persamaan Reynolds memperlakukan film pelumas sebagai isotermal dan tidak memperhitungkan suhu yang berbeda secara lokal (elastohydrodynamic simulation, EHD). Menggabungkan persamaan Reynolds dengan persamaan energi bersama dengan kondisi batas termal yang sesuai menghasilkan pendekatan thermoelastohydrodynamic (TEHD), yang jauh lebih kompleks karena kondisi batas termal yang terlibat dan, oleh karena itu, juga jauh lebih banyak menuntut. Tentu saja sejumlah besar karya sebelumnya ada dalam literatur untuk metode-metode ini dan pada bantalan-bantalan jurnal pada umumnya. Untuk tetap berada dalam batas halaman, daftar ekstensif tidak direproduksi di sini, tetapi penulis ingin mengarahkan pembaca untuk referensi ini ke karya asli [1-4].
Berikut ini, hanya hasil yang dibahas sebagai metode yang disebutkan bersama dengan data pelumas, kondisi batas termal, parameter model kontak dan kontur permukaan yang dipublikasikan secara rinci dalam [1-4].
Ini adalah tujuan dari pekerjaan ini untuk membandingkan hasil dari simulasi untuk pengukuran eksperimental dari jurnal bantalan uji-rig LP06 (lihat Gambar. 2. (b)), akibatnya, bantalan jurnal dengan diameter 76 mm dan lebar 34 mm adalah dipertimbangkan. Beban dinamis (sinusoidal) dengan beban puncak 180kN diterapkan pada bantalan uji dengan frekuensi tetap 100Hz.
 
2.4. Wawasan dari TEHD
Dengan kondisi batas panas yang dipilih secara hati-hati atas dasar argumen fisik ([2] dan referensi di dalamnya, khususnya [10]), memang mungkin untuk secara akurat mensimulasikan suhu lokal yang berbeda dalam bantalan jurnal. Gambar 3 menunjukkan hasil teladan dari simulasi dalam perbandingan langsung dengan suhu yang diukur pada jurnal bantalan uji-rig LP06. Perlu dicatat bahwa tidak hanya suhu puncak di daerah beban tinggi bantalan jurnal, tetapi juga suhu pengaliran minyak (yang secara langsung berkaitan dengan kerugian daya gesekan dalam bantalan) dihitung secara akurat. Seperti yang dapat kita lihat dari Gambar 3, gradien suhu yang signifikan hadir mulai dari 82°C dari pelumas yang masuk ke 108°C film minyak di zona beban tinggi. Namun, penting untuk menyebutkan bahwa suhu lokal hanya berubah sangat lambat, yang memungkinkan untuk memperlakukannya sebagai konstan pada seluruh siklus beban. Perilaku termal ini dapat dilihat pada Gambar. 6, di mana suhu puncak dalam bantalan jurnal ditunjukkan selama seluruh siklus beban (seperti ditunjukkan pada Gambar. 3) untuk kondisi operasi yang berbeda. Suhu puncak di area beban tinggi bantalan hanya mengubah beberapa derajat Celcius selama siklus beban. Perilaku termal stabil ini dapat digunakan sebagai berikut untuk mendapatkan model simulasi EHD isotermik yang jauh lebih sederhana yang sangat kuat dan menggambarkan secara akurat kerugian daya gesekan termasuk kontak logam logam untuk berbagai macam kondisi operasi dari pelumasan film penuh hingga campuran lubrikasi lemah.
 Dari hasil TEHD berikut hubungan sederhana untuk suhu yang setara dapat diturunkan [2] untuk memperhitungkan dalam simulasi EHD gradien suhu dalam bantalan jurnal


Dimana TExp menandakan temperatur cangkang bantalan yang diukur pada area beban tinggi dari bantalan jurnal dan pasokan Toil adalah temperatur dari oli yang dingin. Rumus sederhana ini menghasilkan suhu setara yang digunakan dalam simulasi EHD dari bantalan jurnal yang mudah dihitung dari dua suhu yang diukur dari testrig tersebut. Seperti dapat dilihat dari persamaan, temperatur yang mendominasi adalah suhu di area beban tinggi bantalan jurnal yang dikoreksi untuk mempertimbangkan pelumas dingin dalam alur pasokan minyak dengan viskositasnya yang jauh lebih besar. Penting untuk dicatat bahwa hubungan di atas berlaku untuk bantalan jurnal dengan alur pasokan oli 180 ° saja; ini biasanya digunakan sebagai mis. bantalan utama di ICEs untuk membawa poros engkol.
2.5. EHD-simulasi bantalan jurnal yang setara
Pada langkah berikutnya, film oli disimulasikan menggunakan bentuk isotermal persamaan Reynolds [2] menggunakan model kontak yang sama dan menggunakan Persamaan. (1) untuk menurunkan suhu pelumas yang setara. Dari Gambar. 3. (a) suhu yang diperlukan dapat diperoleh, khususnya TExp of Eq. (1) sesuai dengan 108 ° C dan pasokan Toil ke 83,2 ° C dalam kasus ini, yang menghasilkan TEHD suhu setara 101,8 ° C yang digunakan dalam simulasi-EHD. Berikut ini torsi rata-rata yang diperlukan untuk motor tiga bantalan jurnal (bantalan uji dan dua bantalan pendukung) pada kecepatan jurnal yang diberikan digunakan untuk membandingkan hasil dari simulasi ke data terukur; momen gesekan ini disebut rata-rata atas seluruh siklus beban (seperti ditunjukkan pada Gambar. 3. (a)) karena keterbatasan eksperimental. Gambar 4. (a) dan Gbr.4. (B) menunjukkan perbandingan momen friksi yang dihitung dengan momen gesekan yang diukur pada jurnal bantalan uji-rig LP06 untuk dua kecepatan jurnal yang berbeda dan dua pelumas yang berbeda. Hasilnya menunjukkan dengan jelas bahwa simulasi tidak hanya mampu menghitung kerugian daya gesekan secara akurat dalam bantalan jurnal, tetapi juga bahwa simulasi EHD dengan suhu ekuivalen yang didiskusikan adalah pendekatan yang valid dan sangat akurat untuk simulasi TEHD lengkap setidaknya untuk film penuh dan pelumasan campuran lemah.

Karena SAE 20 memiliki sekitar setengah viskositas SAE40 (lihat [2]), kondisi operasi dalam bantalan jurnal jelas berbeda. Perbedaan viskositas mempengaruhi kapasitas pembawa beban dari bantalan jurnal yang akibatnya dikurangi untuk pelumasan dengan SAE20 dan pelumasan campuran lemah terjadi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar. 9 di mana kerugian daya gesekan akibat pelumasan hidrodinamik dan karena kontak logam-logam ditunjukkan secara terpisah untuk bantalan uji. Karena hanya dalam waktu singkat dari siklus beban kontak logam-logam terjadi, siklus beban rata-rata kontribusi kontak logam-logam dengan total kerugian daya gesekan tampak agak rendah dengan 5W meskipun terjadi kontak logam-logam dalam jumlah yang signifikan.
2.6. Kesimpulan
Dengan bantuan data eksperimen, ditunjukkan bahwa model simulasi TEHD dengan kondisi batas termal yang sesuai mampu memprediksi secara akurat suhu lokal dan kerugian daya gesekan rata-rata dalam film minyak dan di bantalan jurnal. Dari hasil itu ditemukan bahwa perilaku termal film minyak sangat stabil dan bahkan suhu puncak dalam bantalan jurnal hanya berubah dengan sangat sedikit derajat Celcius selama siklus beban meskipun beban sangat tinggi dan dinamis. Dari pandangan ini, suatu relasi untuk temperatur ekuivalen yang akan digunakan untuk simulasi EHD bantalan-jejak jurnal isotermal dengan alur pasokan oli 180 ° diperoleh. Dibandingkan dengan data eksperimen, pendekatan ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik dan validitas pendekatan untuk pelumasan film penuh dan untuk pelumasan campuran yang lemah dikonfirmasikan. Untuk kondisi operasi dengan jumlah pelumasan campuran yang meningkat lebih lanjut, namun, diharapkan bahwa pemanasan lokal karena kontak logam-logam akan menjadi signifikan dan dapat membuat simulasi TEHD penuh yang diperlukan. Untuk kondisi operasi yang diteliti dengan hanya sedikit pelumasan campuran, pendekatan EHD yang disajikan dengan suhu yang setara akurat dan memungkinkan untuk mempelajari kondisi tribological dalam bantalan jurnal.





Jumat, 12 Oktober 2018

Transmisi Manual

A. Pengertian
Transmisi Manual merupakan sebuah sistem perpindahan percepatan yang dilakukan secara bertahap menggunakan bantuan tuas Transmisi. Terdiri dari gigi paling rendah 1 sampai yang paling tinggi  5-6. Dan untuk mobil ada juga yang dinamakan gigi parkir atau atret berfungsi untuk membuat mobil berjalanan mundur kebelakang. Untuk melakukan perpindahan percepatan pada Transmisi manual kita memerlukan bantuan kopling, dan tidak demikian jika dengan Transmisi Matic.


Komponen Transmisi manual terdiri dari berbagai macam gigi ada gigi susun, syncromesh, serta gigi utama yang tersusun rapih di dalam gear box (kotak gigi). Untuk mengurangi terjadinya gesekan antara gigi satu dengan yang lainnya, Transmisi manual memerlukan pelumas khusus dengan standar SAE 90.

B. Jenis Transmisi Manual
Tipe Sliding Mesh
Transmisi jenis ini merupakan Transmisi dengan cara kerja memindahkan gigi input dan output secara langsung. Jarang sekali mobil yang menggunakan Transmisi jenis ini, karena memang memiliki banyak kekurangan dalam cara kerjanya. Diantaranya adalah karena mengelurakan suara yang kasar saat perpindahan gigi, perpindahan gigi membutuhkan waktu yang cukup lama, hanya dapat menggunakan salah satu dari roda gigi.

Tipe Constant Mesh
Transmisi tipe constant mesh merupakan sistem transmisi manual yang cara kerjanya memerlukan bantuan dari kopling geser. Sebagai alat untuk membantu perpindahan tenaga dari poros input ke poros output. Jadi antara roda gigi input dan output selalu berhubungan atau berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian antara poros roda gigi output tidak dan poros out put dari transmisi itu sendiri tidak sejajar. Disinilah peran dari kopling geser dibutuhkan sehingga terjadi perpindahan gigi atau percepatan.

Tipe Sincromesh
Transmisi Tipe Sincromesh adalah transmisi yang banyak digunakan pada mobil masa kini. Transmisi jenis ini sangat nyaman dalam penggunaannya, tidak mengeluarkan suara yang kasar. Karena cara kerja dari sistem Transmisi jenis ini adalah dengan cara menyamakan putaran antara gigi input percepatan dengan gigi output.

C. Cara Kerja Transmisi Manual Penggerak Roda Depan
Aliran kerja Transmisi Manual Penggerak Roda Depan Tipe Synchromesh :
·         Posisi 1
Saat tuas transmisi digeser ke posisi 1 maka, shift fork menggeser cluth hub ke gear nomor 1 dan putaran mesin diteruskan ke input shaft dan putaran langsung mengalir ke ouput shaft. Sehingga putaran output yang didapatkan lebih kecil dan dengan momen yang lebih besar. Rasio yang dihasilkan yaitu = 1 : 0,3
·         Posisi 2
Saat tuas transmisi digeser ke posisi 2 maka, shift fork menggeser cluth hub ke gear nomor 2 dan putaran mesin diteruskan ke input shaft dan mengalir langsung ke output shaft. Sehingga putaran output dihasilkan menjadi lebih besar daripada posisi 1. Rasio yang dihasilkan yaitu = 1 : 0,59
·         Posisi 3
Saat tuas transmisi digeser ke posisi 3 maka, shift fork menggeser cluth hub ke gear nomor 3 dan putaran mesin diteruskan ke input shaft dan mengalir langsung ke output shaft. Sehingga putaran output dihasilkan menjadi lebih besar daripada posisi 2. Rasio yang dihasilkan yaitu = 1 : 1,03
·         Posisi 4
Saat tuas transmisi digeser ke posisi 4 maka, shift fork menggeser cluth hub ke gear nomor 4 dan putaran mesin diteruskan ke input shaft dan mengalir langsung ke output shaft. Sehingga putaran output dihasilkan menjadi lebih besar daripada posisi 3. Rasio yang dihasilkan yaitu = 1 : 1,3
·         Posisi 5
Saat tuas transmisi digeser ke posisi 5 maka, shift fork menggeser cluth hub ke gear nomor 5 dan putaran mesin diteruskan ke input shaft dan mengalir langsung ke output shaft. Sehingga putaran output dihasilkan menjadi lebih besar daripada posisi 4. Dimana posisi ini adalah dengan ouput terbesar. Rasio yang dihasilkan adalah = 1 : 1,87
·         Posisi R
Saat tuas transmisi digeser ke posisi R maka shift fork menggeser cluth hub ke idle gear dan putaran mesin dari input shaft mengalir melalui idle gear dan mengalir menuju output shaft sehingga putaran mesin menjadi berbalik arah dan kendaraan bergerak mundur.

D. Cara Kerja Transmisi Manual Penggerak Roda Belakang
Aliran Kerja Transmisi Manual Penggerak Roda Belakang :
·         Posisi 1
Saat tuas transmisi dipindahkan ke posisi 1, maka shift fork akan memindahkan cluth hub ke gear nomor 1 dan putaran mesin dari input shaft kemudian mengalir melalui counter gear dan kemudian mengalir ke poros ouput gear nomor 1. Putaran output yang dihasilkan menjadi lebih kecil dan momen yang dihasilkan menjadi lebih besar. Rasio yang dihasilkan adalah 1 : 0,273
·         Posisi 2
Saat tuas transmisi dipindahkan ke posisi 2, maka shift fork akan memindahkan cluth hub ke gear nomor 2 dan putaran mesin dari input shaft kemudian mengalir melalui counter gear dan kemudian mengalir ke poros ouput gear nomor 2. Putaran output yang dihasilkan menjadi lebih besar daripada gear 1. Rasio yang dihasilkan adalah 1 : 0, 474
·         Posisi 3
Saat tuas transmisi dipindahkan ke posisi 3, maka shift fork akan memindahkan cluth hub ke gear nomor 3 dan putaran mesin dari input shaft kemudian mengalir melalui counter gear dan kemudian mengalir ke poros ouput gear nomor 3. Putaran output yang dihasilkan menjadi lebih besar daripada gear 2. Rasio yang dihasilkan adalah 1 : 0,725
·         Posisi 4
Saat tuas transmisi dipindahkan ke posisi 4, maka shift fork akan memindahkan cluth hub ke gear nomor 4 dan putaran mesin dari input shaft langsung mengalir ke poros ouput tanpa melalui counter gear. Putaran output yang dihasilkan menjadi lebih besar daripada gear 3 dan merupakan rasio gigi terbesar. Rasio yang dihasilkan adalah 1 : 1
·         Posisi R
Saat tuas transmisi dipindahkan ke posisi R, maka shift fork akan memindahkan cluth hub ke idle gear dan putaran mesin dari input shaft kemudian mengalir melalui counter gear dan kemudian mengalir ke poros idle gear dan kemudian mengalir ke ouput gear. Putaran output yang dihasilkan menjadi berbalik arah sehingga mobil berjalan mundur.